Puan menyatakan bahwa kampus dan sekolah vokasi semestinya menjadi bagian dari ekosistem produktif nasional.
Bukan sekadar menghasilkan lulusan akademik tanpa kompetensi yang relevan di dunia kerja.
Untuk menjembatani kesenjangan keterampilan, Puan mengusulkan pembentukan Pusat Pengembangan Keterampilan Nasional (National Skill Centers) di berbagai daerah strategis.
Pusat ini berfungsi sebagai tempat pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling), terutama di sektor digital, pertanian modern, logistik, dan energi terbarukan.
“Kita membutuhkan pusat pelatihan yang berbasis industri dan mampu menjawab tantangan zaman. Sistem pembelajaran seumur hidup harus menjadi bagian dari strategi nasional,” jelas mantan Menko PMK itu.
Selain itu, Puan menilai pentingnya kebijakan ekspansi sektor produktif melalui peningkatan investasi di bidang industri padat karya, sektor hijau, dan ekonomi digital.
Menurutnya, regulasi dan insentif fiskal perlu diarahkan untuk memperluas lapangan kerja formal yang berkelanjutan.“Pemerintah harus menciptakan ruang kerja formal, bukan sekadar memperluas sektor informal,” tegas Puan.
Puan juga mendorong agar Pemerintah membangun platform digital terpadu lintas kementerian.
Platform ini harus melibatkan Kementerian Ketenagakerjaan, Bappenas, Kementerian Pendidikan, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Investasi.
Editor : Redaksi