Tujuannya adalah memetakan kebutuhan tenaga kerja sektoral secara dinamis dan berkelanjutan.
"Platform ini wajib menyambungkan para pencari kerja lulusan sarjana dan SMK dengan pelatihan serta lowongan kerja yang relevan. Data proyeksi pekerjaan masa depan juga harus tersedia secara terbuka," tambah Puan.
Selama kementerian dan lembaga bekerja secara terpisah, lanjut Puan, persoalan pengangguran akan sulit teratasi.
Dibutuhkan kolaborasi menyeluruh antarinstansi guna menciptakan solusi nasional yang terintegrasi.
“Selama kebijakan masih terkotak dalam sektoral, solusi yang dihasilkan akan parsial. Kita membutuhkan orkestrasi nasional, bukan pendekatan jangka pendek,” ujar cucu Proklamator Bung Karno itu.Di akhir pernyataannya, Puan menekankan bahwa fenomena pengangguran sarjana menjadi cermin stagnasi pembangunan manusia di Indonesia.
Jika tidak segera diatasi, bonus demografi yang seharusnya menjadi kekuatan ekonomi justru berisiko menjadi beban sosial.
“Negara harus hadir tidak hanya dalam angka pertumbuhan ekonomi, tapi juga dalam kualitas dan keberlanjutan lapangan kerja rakyat,” tutupnya. (***)
Editor : Redaksi
