Pemprov Sumbar

Indonesia dan Tiongkok Hadapi Penyusutan Lahan Pertanian, Inovasi Dibutuhkan

×

Indonesia dan Tiongkok Hadapi Penyusutan Lahan Pertanian, Inovasi Dibutuhkan

Bagikan berita
Delegasi Komisi IV DPR RI mengunjungi China Academy of Agricultural Sciences (CAAS) di Beijing untuk mempelajari pertanian vertikal cerdas. (Foto: Ist)
Delegasi Komisi IV DPR RI mengunjungi China Academy of Agricultural Sciences (CAAS) di Beijing untuk mempelajari pertanian vertikal cerdas. (Foto: Ist)

Jakarta, - Indonesia dan Tiongkok menghadapi masalah serius dalam penyusutan lahan pertanian akibat alih fungsi lahan.

Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, Tiongkok hanya memiliki sekitar 10% lahan yang cocok untuk pertanian karena faktor topografi dan iklim.

Sementara itu, di Indonesia, data BPS (2023) menunjukkan bahwa lahan sawah menyusut seluas 300.000 hektar pada periode 2013-2019.

Penyusutan lahan pertanian menjadi tantangan besar bagi Indonesia dan Tiongkok.

Menurut Alex Indra Lukman, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, kedua negara mengalami tekanan serius akibat alih fungsi lahan.

Di Tiongkok, hanya 10% daratan yang cocok untuk pertanian, sementara di Indonesia, BPS mencatat hilangnya 300.000 hektar sawah dalam enam tahun terakhir.

Untuk mengatasi hal ini, Tiongkok mengembangkan pertanian vertikal berbasis teknologi, seperti smart farming dengan IoT dan AI.

Sementara itu, petani Indonesia, contohnya di Sumatera Barat, menciptakan inovasi Sawah Pokok Murah (SPM) untuk menekan biaya produksi. Namun, sayangnya, inovasi ini belum didukung riset mendalam oleh pemerintah.

Dalam kunjungan kerja ke China Academy of Agricultural Sciences (CAAS), delegasi Komisi IV DPR RI mempelajari penerapan pertanian cerdas vertikal.

Menurut Alex, teknologi ini dapat menjadi solusi efisiensi lahan dan air, terutama di perkotaan.

Editor : Redaksi
Bagikan

Berita Terkait
Terkini