Pemprov Sumbar

Kasus Kekerasan di TNI, Puan Maharani Minta Proses Hukum Transparan

×

Kasus Kekerasan di TNI, Puan Maharani Minta Proses Hukum Transparan

Bagikan berita
Ketua DPR RI Puan Maharani menerima menyambut kunjungan Presiden Peru, Dina Ercilia Boluarte Zegarra, di Gedung DPR RI, Senayan. (Foto: Ist)
Ketua DPR RI Puan Maharani menerima menyambut kunjungan Presiden Peru, Dina Ercilia Boluarte Zegarra, di Gedung DPR RI, Senayan. (Foto: Ist)

Jakarta, - Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyoroti kasus tewasnya prajurit TNI Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh sejumlah seniornya. Ia menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh agar kekerasan berujung kematian di lingkungan TNI tidak kembali terulang.

“Hal seperti ini tentu tidak boleh terjadi lagi. Hubungan antara senior dan junior seharusnya dibangun atas dasar saling menghormati, bukan dengan kekerasan,” kata Puan di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/8/2025).

Prada Lucky, yang baru dua bulan lulus pendidikan militer, bertugas di Batalion Pembangunan 843 Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Ia ditemukan meninggal dengan luka lebam, sayatan, serta bekas sundutan rokok di tubuhnya pada Kamis, 6 Agustus 2025.

Penyelidikan aparat TNI menetapkan 20 prajurit sebagai tersangka, dengan rincian 4 orang sudah ditetapkan secara resmi dan 16 lainnya masih diperiksa. Puan mengapresiasi langkah tegas tersebut namun meminta agar proses hukum berjalan adil dan transparan.

“Penyelidikan dan penyidikan sudah dilakukan dengan baik. Sekarang penting memastikan semua tersangka diproses hukum secara adil,” tegas cucu Bung Karno itu.

Lebih lanjut, Puan menekankan bahwa hukuman berat harus diberikan kepada para pelaku agar menimbulkan efek jera. Ia juga mendesak evaluasi sistem pendidikan dan kedisiplinan di TNI, sehingga tidak lagi terjadi kekerasan antara senior dan junior.

“Institusi TNI perlu memperbaiki mekanisme yang ada. Evaluasi menyeluruh mutlak dilakukan agar peristiwa kelam seperti ini tidak pernah terulang,” pungkas Puan. (***)

Editor : Redaksi
Bagikan

Berita Terkait
Terkini