Bukittinggi– Universitas Negeri Padang (UNP) melalui Program Multidisiplin Kemitraan Masyarakat menggelar kegiatan Pendampingan Penyusunan Database Geospasial Sebaran Fasilitas Kesehatan Berbasis Pemetaan Partisipatif di Kota Bukittinggi. Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi UNP dengan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi untuk mendukung pengelolaan data kesehatan yang lebih akurat, mutakhir, dan terintegrasi.
Acara ini dihadiri oleh para Kepala Puskesmas se-Kota Bukittinggi serta staf Dinas Kesehatan, dan dibuka resmi oleh Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, drg. Sanora Yuder.
Dalam sambutannya, drg. Sanora menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi geospasial dalam meningkatkan efisiensi layanan kesehatan, terutama dalam perencanaan dan pemerataan fasilitas. “Teknologi ini sangat membantu kami dalam memastikan pemerataan fasilitas kesehatan di Kota Bukittinggi, sehingga pelayanan dapat lebih merata dan tepat sasaran,” ujarnya.
Tim pengabdi UNP diketuai oleh Ir. Muhammad Ismail, S.Pd., M.Sc., dengan anggota Malta Nelisa, S.Sos., M.Hum., Dr. Hendry Frananda, S.Pi., M.Sc., serta Rita Gusmiati. Tim ini berasal dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari geospasial hingga kesehatan masyarakat.
Muhammad Ismail menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebatas pendampingan teknis, tetapi juga memberikan kontribusi nyata kepada pemerintah daerah. “Kami berharap pendampingan ini dapat membantu Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi dalam pendataan, membangun database, dan melakukan publikasi data fasilitas kesehatan berbasis pemetaan partisipatif. Dengan begitu, pengambilan keputusan dapat dilakukan berbasis data yang valid,” jelasnya.
Dalam pendampingan tersebut, para peserta mendapatkan materi mengenai teknik pemetaan partisipatif, pengelolaan data spasial, hingga integrasi informasi ke dalam sistem berbasis geospasial. Pendekatan partisipatif ini memungkinkan Dinas Kesehatan bersama fasilitas pelayanan kesehatan menjadi aktor utama dalam pengumpulan dan validasi data.Dengan cara ini, data yang dihasilkan lebih relevan dengan kondisi lapangan. “Kami memberikan apresiasi yang besar atas kegiatan ini karena sangat bermanfaat dalam pemutakhiran dan publikasi informasi spasial fasilitas pelayanan kesehatan,” tambah drg. Sanora Yuder.
Kegiatan ini menjadi salah satu wujud nyata peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan daerah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Ke depan, database geospasial yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunan kebijakan, perencanaan, dan evaluasi layanan kesehatan di Kota Bukittinggi.
(*)
Editor : Redaksi