Pemprov Sumbar

Warga Mentawai Resah, Puluhan Sapi Mati Diduga Terinfeksi Virus Jembrana

×

Warga Mentawai Resah, Puluhan Sapi Mati Diduga Terinfeksi Virus Jembrana

Bagikan berita
Wabah misterius melanda peternakan sapi di Desa Sipora Jaya, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai. (Foto: Ist)
Wabah misterius melanda peternakan sapi di Desa Sipora Jaya, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai. (Foto: Ist)

Mentawai, - Wabah misterius melanda peternakan sapi di Desa Sipora Jaya, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sebanyak 21 ekor sapi dilaporkan mati mendadak dalam rentang sepekan terakhir.

Kepala Desa setempat, Lutfi Anto, mengungkapkan kejadian ini melalui pesan WhatsApp kepada Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman.

Menurut Lutfi, sapi-sapi yang mati menunjukkan gejala mencurigakan. Dubur membesar abnormal dengan warna kemerahan, disertai diare berdarah. Selain itu, cairan berlebihan keluar dari hidung dan mulut hewan.

"Ciri-ciri ini mirip dengan infeksi Virus Jembrana yang biasa menyerang Sapi Bali," jelas Lutfi dalam pesannya, Senin (15/9/2025).

Keresahan masyarakat semakin menjadi lantaran kematian sapi terus bertambah setiap hari. Lutfi mengaku sudah melapor ke Dinas Peternakan Kabupaten, namun belum ada respons. "Kami butuh tindakan cepat sebelum lebih banyak sapi yang mati," pintanya.

Mendapat laporan dari perangkat desa di daerah pemilihannya, Alex Indra Lukman langsung berkoordinasi dengan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian.

Alhamdulillah, responsnya sangat sigap. "Pak Dirjen langsung turunkan tim ke lokasi pada hari Senin ini," ungkap Alex.

Kedatangan tim dari Unit Pelaksana Teknis Balai Veteriner (BVet) Bukittinggi disambut lega warga. Tokoh muda setempat, Yonathan, membenarkan tim langsung memeriksa kandang-kandang warga.

Sapi yang segera divaksin dan diberi suntikan vitamin untuk mencegah penularan. "Meski masih cemas, setidaknya ada harapan," ujarnya.

Untuk sapi yang sudah mati, tim kesehatan hewan menyarankan penguburan dengan lubang sedalam 1 meter. Langkah ini penting untuk memutus rantai penyebaran virus. "Ini protokol wajib agar virus tidak menyebar lebih luas," terang Yonathan.

Editor : Redaksi
Bagikan

Berita Terkait
Terkini