“Pelabuhan Teluk Tapang akan menjadi simpul logistik strategis, tidak hanya bagi Pasaman Barat, tetapi juga untuk kawasan utara Sumatera Barat hingga Mandailing Natal, Sumatera Utara,” ujar Yulianto.
Pelabuhan ini dinilai memiliki potensi besar, mengingat Pasaman Barat merupakan penghasil utama kelapa sawit dengan luas tanam mencapai 101.402 hektare dan produksi 330.881 ton per tahun.
Selain itu, terdapat potensi jagung seluas 45.523 hektare, serta potensi tambang seperti bijih besi, mangan, dan granit yang lokasinya hanya 6 hingga 9 kilometer dari pelabuhan.
Tim Kementerian Perhubungan juga mencatat potensi kawasan ini untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata maritim, mengingat kawasan Teluk Tapang memiliki nilai sejarah sebagai pusat ekonomi pada masa kolonial, termasuk sisa-sisa benteng yang masih dapat ditemukan.Secara geografis, posisi Pelabuhan Teluk Tapang juga dinilai lebih efisien dibandingkan Teluk Bayur. Jarak tempuh logistik dari Pasaman Barat ke Teluk Tapang hanya 2,5 jam, dibandingkan 4,5 jam ke Teluk Bayur. Selain itu, pelabuhan ini juga mudah diakses dari Sumatera Utara melalui Kabupaten Mandailing Natal yang hanya berjarak 3 kilometer dari perbatasan.
Editor : Redaksi