Ia berharap, masyarakat bisa meninggalkan polarisasi pasca pemilu dan bersatu membangun daerah.
“Lima tahun ke depan, kita harus mengedepankan kolaborasi, bukan diskriminasi,” tegasnya.
Ia juga mendorong lahirnya politik yang bertanggung jawab, bukan transaksional, dengan mencetak agen perubahan yang menjadikan politik sebagai sarana kebaikan bersama.
Selain Donizar, Dr. Indah Adi Putri, S.IP dari Universitas Andalas, membawakan materi seputar budaya politik Indonesia dan pentingnya peningkatan literasi politik.
Ia menyatakan bahwa pembangunan sumber daya manusia tidak sesederhana membangun infrastruktur.
“SDM menyangkut nilai dan kepercayaan yang tak bisa dipaksakan begitu saja,” ujarnya.Menurutnya, partisipasi politik masyarakat Indonesia masih bersifat pasif, dan diperlukan dorongan kuat agar terwujud partisipasi demokrasi yang ideal. Di sisi lain, Drs. Syahlaluddin dari Kesbangpol menyoroti pentingnya menjaga stabilitas selama masa transisi pemerintahan.
Ia menyebut sinergi antar elemen masyarakat sebagai kunci politik yang kondusif dan produktif.
Kesbangpol berharap kegiatan ini dapat mendorong masyarakat agar lebih dewasa dan bijak dalam berpolitik, serta aktif menjaga persatuan daerah pasca pemilu dan pilkada serentak. (***)
Editor : Redaksi