Pemprov Sumbar

Longsor Putuskan Irigasi Vital, Ratusan Hektar Sawah di Payakumbuh Terancam Kekeringan

×

Longsor Putuskan Irigasi Vital, Ratusan Hektar Sawah di Payakumbuh Terancam Kekeringan

Bagikan berita
Saluran irigasi utama(Tali Bandar) putus akibat bencana tanah longsor yang terjadi pada Rabu (21/5) pagi.
Saluran irigasi utama(Tali Bandar) putus akibat bencana tanah longsor yang terjadi pada Rabu (21/5) pagi.

Payakumbuh - Aktivitas pertanian di tiga kelurahan di Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, terancam lumpuh menyusul putusnya saluran irigasi utama, Tali Bandar, akibat bencana tanah longsor yang terjadi pada Rabu (21/5) pagi.

Irigasi yang bersumber dari Batang Agam ini merupakan urat nadi pengairan bagi lahan pertanian di Kelurahan Tiakar, Payobasuang, dan Koto Panjang. Akibat kerusakan ini, pasokan air ke sawah-sawah petani di wilayah tersebut terhenti.

Wakil Presiden Partai Buruh, Ilhamsyah Boing. (f/korlantas polri)
Wakil Presiden Partai Buruh, Ilhamsyah Boing. (f/korlantas polri)

Kondisi ini memantik keprihatinan berbagai pihak. Wakil Presiden Partai Buruh, Ilhamsyah, mendesak pemerintah Kota Payakumbuh dan Provinsi Sumatera Barat untuk memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. "Para petani kita bisa kehilangan mata pencaharian jika sawah mereka kekeringan," ujarnya.

Seorang warga memperhatikan irigasi yang longsor.
Seorang warga memperhatikan irigasi yang longsor.

Dua tahun lalu, tepatnya September 2023, masyarakat setempat bersama perantau telah berupaya memperbaiki irigasi ini secara swadaya. Namun, kini kerusakan yang lebih parah kembali terjadi.

Wakil Ketua DPRD Kota Payakumbuh, Hurisna Jamhur, telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas PUPR Kota Payakumbuh, Muslim, ST, MSi, untuk segera mengambil tindakan. "Pak Kadis sudah menyanggupi dan meneruskan informasi ini ke tingkat provinsi," katanya.

Mantan pengurus irigasi (Tuo Banda) Kenagarian Tiakar-Payobasuang, Palimo Sitampai, mengungkapkan kekecewaannya atas kurangnya respons pemerintah provinsi terhadap laporan serupa di masa lalu. "Sudah dua tahun lebih kami menunggu tanpa ada tindakan nyata. Sekarang dampaknya kita rasakan," tuturnya.

Sementara itu, para perantau asal Nagari Payobasuang di Jakarta berinisiatif menggalang dana untuk membantu membangun solusi sementara. "Ini adalah wujud kepedulian kami agar sawah di kampung halaman tidak terbengkalai," jelas Afiyati Reno, Ketua IKP Jaya.

Editor : Redaksi
Bagikan

Berita Terkait
Terkini