Muhidi menyebut sejumlah capaian daerah, di antaranya IPM Sumbar yang berada di peringkat ke-6 nasional, tingkat kemiskinan yang menurun hingga 5,35%, serta gini ratio 0,282 yang menunjukkan pemerataan pendapatan cukup baik.
Namun, ia mengingatkan masih adanya tantangan seperti ketimpangan pembangunan antarwilayah dan keterbatasan fiskal daerah. Karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk perantau Minang, untuk bersama membangun Sumbar.
Sinergi dengan Program Nasional
Ketua DPRD juga menyoroti pentingnya sinergi pembangunan daerah dengan program prioritas nasional, seperti percepatan penurunan stunting, transformasi pendidikan dan digitalisasi sekolah, pengentasan kemiskinan ekstrem, serta ketahanan pangan.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat. Program ini, katanya, harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah agar berjalan maksimal.
“Semangat kolaborasi eksekutif, legislatif, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat sipil harus terus diperkuat. Mari jadikan peringatan ini titik balik kebangkitan Sumbar menuju sejahtera dan maju tanpa kehilangan identitas budaya Minang,” tegas Muhidi.Ajakan Bersama
Rapat paripurna ditutup dengan ajakan untuk mempererat kebersamaan dan memperkuat filosofi ABS-SBK (Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah) sebagai dasar pembangunan daerah.
“Selamat Hari Jadi Sumatera Barat ke-80. Mari kita terus maju, sejahtera, dan tetap menjaga jati diri sebagai urang Minang,” pungkas Ketua DPRD Sumbar.
(*)
Editor : Redaksi