Padang, - Sumatera Barat sedang mengalami peningkatan suhu udara dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini terjadi karena wilayah tersebut kini berada pada masa transisi dari musim penghujan menuju musim kemarau.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Provinsi Sumatera Barat, Heron Tarigan, SP., M.Si menjelaskan situasi ini saat menjadi narasumber dalam dialog Bercerita Bencana yang disiarkan Pro 1 RRI Padang, Selasa (6/5/2025).
"Hasil prediksi kita memang Sumatera Barat akan memasuki musim kemarau didasarian satu Mei ini untuk awal musim kemaraunya," ujar Heron.
Ia kemudian menambahkan bahwa cuaca panas yang dirasakan saat ini tidak hanya disebabkan oleh peralihan musim, tetapi juga karena posisi geografis Sumatera Barat yang berada dekat dengan pantai dan garis khatulistiwa.
Akibatnya, garis edar matahari berada tepat di atas wilayah ini sehingga masyarakat merasakan suhu yang lebih tinggi.
Berdasarkan prediksi yang disampaikan oleh Heron, musim kemarau akan dimulai pada dasarian pertama bulan Mei di sekitar daerah Tanah Datar dan Sijunjung.Selanjutnya, pada dasarian kedua bulan Mei, giliran Solok Selatan yang akan mengalami kemarau.
Sementara itu, wilayah-wilayah lainnya di Sumatera Barat baru akan memasuki musim kemarau pada bulan Juni. Puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada bulan Juli.
Meskipun musim kemarau merupakan fenomena alam yang terjadi secara rutin setiap tahun, Heron tetap mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif yang mungkin timbul.
"Pada musim kemarau mungkin ada daerah-daerah atau wilayah tertentu di Sumatera Barat yang berpotensi terjadi kekeringan atau kebakaran hutan dan lahan, oleh karena itu masyarakat hendaknya mampu mengantisipasi kondisi ini," tegas Heron.
Editor : RedaksiSumber : rri.co.id
